Category Archives: Aha

Tingkatan


Bismillaahirrohmaanirrohiym…

Subhanallah,,bersyukur telah dilahirkan sebagai manusia dengan segala kesempurnaannya. Terutama mengenai tiga potensi yang secara lengkap hanya Allah berikan kepada manusia, yaitu akal, ruh, dan jasad. Karenanya manusia dapat memilih menggunakan semua potensi untuk mengikuti kehendak Penciptanya atau malah merasa hebat dengan potensi tersebut lalu berlaku sesukanya.

Astagfirullah…semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa menggunakan potensi diri dalam rangka ta’at pada-Nya.aamiin

Kali ini ingin menulis mengenai ragam respon manusia terhadap sesuatu yang menimpanya, terutama dalam hal yang negatif alias yang tidak diharapkan terjadi *bingung*,, sebuah bahasan tanpa penelitian ilmiah, sekedar hasil pengamatan dari kehidupan sehari-hari,,hhi

Pertama adalah tipe manusia yang selalu menyalahkan lingkungan, dia selalu mencari alasan bahwa kesalahan datangnya dari orang lain. Ini termasuk tipe egosentris ya. Tidak mau disalahkan.Selalu mengeluhkan apa-apa yang terjadi. Tapi tenang, biasanya sifat ini adanya pada anak kecil. Yah bisa dimaklumi lah. Jika ini terjadi pada orang dewasa, hmm sebaiknya mengikuti pelatihan kesabaran lebih lanjut. Karena jika ini dibiarkan, yang bersangkutan susah mendapatkan ketenangan batin.

Yang ke dua adalah tipe manusia yang dapat dengan mudah menerima perlakuan orang lain, tapi kemudian akan menyalahkan diri sendiri. Sudah lebih baik daripada kondisi yang pertama, akan tetapi sifat ini belum cukup aman. Dia akan sibuk dengan menyalahkan dirinya setiap kali ada masalah, tidak merasa puas dengan diri sendiri, sehingga melalaikannya dari bersyukur. Ini yang banyak terjadi pada manusia.

Tipe yang ke tiga adalah manusia yang mampu mema’afkan diri sendiri dan orang lain. Selalu dapat bersyukur dalam setiap kondisi apa pun, semua yang terjadi tidak menjadikan beban baginya. Penyerahan diri secara utuh kepada Sang Khalik. Jiwanya sudah berada pada tingkat Mutmainnah (Al-Fajr:27-30)

Ketiga kondisi di atas tentunya ada pada manusia secara bertahap, tinggal mengukur ditingkatan manakah posisi diri kita saat ini? Mari selalu bermuhasabah diri, agar menyadari bagian mana dalam hidup ini yang harus diperbaiki.

Mungkin dalam suatu kondisi kita sadar bahwa kita hanyalah manusia biasa lalu berharap orang lain dapat memaklumi sifat yang kurang baik dari diri kita, namun kita seringnya lupa bahwa orang yang kita hadapi juga manusia biasa yang ada saatnya sulit bersabar atas setiap tingkah kita. Maka solusinya adalah mari terus bersama-sama memperbaiki diri:)

Menjadilah Indah


Allah…Tuntun hati ini untuk selalu menjadi indah versi-Mu. Seindah rekahan mawar yang kini tumbuh untuk kesekian kalinya, yang selalu memaksaku menyungging senyum tiap kali membuka pintu, meleburkan segala kekecewaan yang sebenarnya hanya dibuat-buat oleh pikiran.

 

Indah adalah kunci kebahagiaan. Hati mendefinisikannya sebagai rasa bahagia. Allah yang Maha Indah telah mengajarkan rumus bahagia itu, yaitu sabar + syukur.  Jika manusia telah mampu memplot Sabar Vs syukur di dalam hatinya, maka akan terbentuk suatu kurva kesetimbangan. Hati yang berada pada kondisi setimbang akan selalu tenang, segala problema duniawi tak akan mampu mengusik singgasana ketenangan jiwa.

Lalu bagaimanakah aplikasi sabar? sudahkah hati ini mampu bersabar? Pertanyaan manusiawi yang sebenarnya telah dijawab oleh sang Nabi berabad-abad lalu, Nabi SAW bersabda, “Sabar itu pada benturan pertama.” (HR. Bukhari)

Tanpa embel-embel, tanpa alasan, tanpa pengecualian, yang namanya sabar adalah ketika mampu mengolah rasa untuk tetap dalam penerimaan tanpa kecewa saat pertama kali mendengar suatu kabar yang sebenarnya berpotensi memunculkan kesedihan dalam pandangan manusia.

Lalu, bagaimana dengan syukur? Syukur adalah ucapan, sikap dan perbuatan terima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan yang tulus atas nikmat dan kurnia yang diberikan-Nya.

Bahkan dalam musibah pun seseorang ada yang masih mampu bersyukur.

Karena hidup ini milik Allah, biarlah Allah yang mengatur segalanya, biarlah diri ini tetap dalam skenarioNya.

*Tidak ada sesuatu pun yang luput dari seorang hamba kecuali atas kehendak Allah*