Berawal dari percakapan dalam sebuah kelas,,
A (pr single) : Ternyata sudah banyak juga yang menikah ya, ayo kakak yang senior kapan? Segeralah melamar😊
B (lk single) : Ah, dari pada ngelamar mending buka lamaran
Semua : *tertawa*
Bapak muda : Kalian perempuan itu carilah suami yang kaya. Belum tahu kan rasanya bayar cicilan, bayar TK anak?
C (lk single) : Percuma kaya, kalo pelit gimana?
Bapak muda : Ada caranya lah biar gak pelit
A : Aku tahu caranya, buat dia cinta mati, iya kan? Kalo sudah cinta mati pasti semua diberikan😊
Bapak muda : Cinta Mati???? Nanti kalian coba ya kalo sudah menikah, ada tidak cinta mati itu?
Ibu muda : hhaha,, adalah sedikit,, tapi gak mati-matian sihhh
…….
Saya yang sedang main Onet tetap fokus mendengarkan percakapan ini, meski tidak ikut berkomentar, namun sesekali tetap ikut tertawa.
Pikiran saya mulai terganggu. Cinta Mati? Ada tidak ya?
Kenapa bisa cinta?
Lalu mengapa cinta bisa hilang dengan pernikahan?
Benarkah? Masa?
Secara belum berpengalaman ya, jadi tidak bisa menyimpulkan.
Akhirnya saya putuskan untuk melakukan studi literatur.
Apa itu cinta? Mengapa seseorang bisa cinta?
Dari bukunya bu Dewi Nur Aisyah yang berjudul Awe-Inspiring Me, dijelaskan bagaimana cinta dapat hadir.
Cinta dapat dijelaskan secara ilmiah. Cinta tidak hadir begitu saja, kehadiran cinta dipengaruhi oleh adanya hormon-hormon cinta di dalam diri kita. Apa saja hormon-hormon cinta itu?
1. Phenyl Ethyl Amine (PEA), yaitu hormon yang bertanggung jawab akan perasaan euforia yang timbul ketika kamu melihat si dia. Tubuh menjadi sangat excited. Tapi dapat menurunkan nafsu makan.
2. Dopamin, yang membuat kita tergila-gila. Hormon ini memberikan efek membahagiakan, meningkatkan energi, membuat lebih semangat,tapi juga menurunkan nafsu makan.
3. Endortin, yang menjadikan dunia indah karena ada dia. Dapat memberikan rasa bahagia, kenyamanan, dan cinta.
4. Serotonin, menjadikan kita terobsesi sama dia. Penurunan hormon ini menyebabkan orang yang jatuh cinta stres, melamun, galau, sangat obsesif. Hal ini yang membuat ingin terus bersama dia, menelpon dan sms berulang-ulang.
5. Feromin, menyebabkan ketertarikan sama dia.
6. Oksitosin, menyebabkan tidak bisa sehari pun tanpa dia
7. Norepinephrine, yang menjadikan semangat untuk mengejar dia.
8. Vasopressin, hanya dia…dia…dia.
Ketika satu per satu hormon tersebut diproduksi oleh otak, maka diri kita mulai memasuki Tahap cinta, yaitu:
1. Naluri >estrogen + testosteron
2. Daya tarik > oksitosin + vasopressin
3. Ketertarikan > Norepinekrin + dopamin + serotonin
Lalu, apa yang menyebabkan tubuh terangsang untuk memproduksi hormon tersebut? Jawabannya adalah melalui indra. Bisa dari mata, telinga, hidung, kulit, yang ketika indra kita menangkap rangsangan dari lingkungan kemudian di bawa ke otak, peran otak kitalah yang memutuskan sesuatu ini sangat menarik atau biasa saja. Jika didefinisikan menarik oleh otak kita, maka otak akan memperoduksi hormon-hormon cinta.
Jadi sudah tahu kan bahwa cinta itu sebenarnya memiliki sebab dan dapat diupayakan.
Sehingga dapat kita kendalikan secara sadar, misalnya dengan menjaga pandangan, pendengaran, penglihatan. Atau bisa juga dengan cara mengkalibrasi hati. Buat standar tinggi tentang definisi cinta, misalnya kita akan jatuh cinta kepada seseorang yang telah berkomitmen dengan mengkitbah dan segera menikah. Jika definisi ini sudah melekat di hati dan otak kita, maka semua yang gombal bilang cinta, semua yang sok dekat memberi perhatian tidak akan terdefinisikan sebagai cinta. Ini akan menjadi tameng bagi diri kita, terutama bagi perempuan yang katanya mahkluk paling GR sedunia. Dan parahnya gampang patah hati lagi.
Setelah membahas singkat bagaimana cinta dapat hadir. Selanjutnya mengapa cinta bisa hilang?
Terhadap hormon-hormon cinta di atas, pernah dilakukan sebuah research oleh Researchers at National Autonomous University of Mexico. Penelitian itu mengungkapkan bahwa sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan, tapi karena kandungan kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu semakin berkurang dan lama-lama habis.
Apalagi bagi yang cinta tersebab sesuatu, mislanya karena cantik,maka dengan hilangnya kecantikan cinta pun ikut lenyap. Karena kaya, dengan jatuh miskin cinta pun akan luntur, dan sebab-sebab lainnya.
Lalu bagaimana cinta mati, yang sehidup hingga mati itu…?
Menurut saya, dari uraian bagaimana cinta hadir lalu ada sebab-sebab hilang, maka cara terbaik untuk mengekalkan cinta adalah dengan terlebih dahulu mencintai Sang Muaranya Cinta.
Ketika kita telah mencintai Allah maka dijamin cinta kita tidak ada expirednya, sebab kita bergantung dan menbutuhkan Allah disetiap waktu, sehingga tidak akan sanggup jauh dariNya. Sebab Allah Maha Sempurna, maka tidak akan pernah ada kekuranganNya yang dapat menjadikan kita kecewa.
Ketika kita sudah menempatkan cinta kepada Allah di atas segalanya, barulah kemudian kita membuka diri mencintai yang lainnya karena Allah. Jika kita mencintai sesuatu karena Allah, maka cinta itu tidak akan pernah pudar selama kita masih mencintaiNya.
Sebab, mencintai yang dicintai oleh yang tercinta adalah bagian dari mencinta yang dicinta.
Dalam hal ini ketika Allah mencintai seseorang, lalu kita mencintai seseorang itu karena Allah mencintainya, maka ketika kita menemukan hal-hal yang berpotensi menghadirkan rasa kecewa dari diri orang tersebut, kita masih dapat mencintainya bukan karena dia, namun karena Allah mencintainya.
Jadi, cinta mati itu ada,,!!! Yaitu ketika kita mencintai seseorang karena Allah mencintai seseorang itu.
Dijamin cinta jenis ini tidak akan pudar selama kita mencintai Sang Muaranya, dan karena keterbatasan kita maka tidak mungkin mampu sedetikpun kita lari dari cintanya Allah.
Mari sama-sama mencari cinta yang dicintai Allah, karena hanya cinta jenis ini ini dapat bertahan sehidup semati, bahkan sesurga setelah matinya. Aamiin